Jangan Takut Makan Kacang

Selasa, 21 Desember 2010
Jika selama ini Anda menghindari kacang-kacangan masuk dalam menu harian Anda, penyebabnya mungkin satu, kandungan lemaknya yang tinggi. Memang benar, kandungan lemak pada kacang-kacangan cukup tinggi, tapi sebetulnya Anda tak perlu terlalu merisaukannya. 


Dari kandungan lemak yang ada, 85% di antaranya adalah lemak tak jenuh (monounsaturated fat dan polyunsaturated fat). Dalam sistem metabolisme tubuh, lemak tak jenuh justru dibutuhkan untuk membantu penurunan kadar LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan kadar HDL (lemak baik). Berbeda dengan lemak jenuh, yang merangsang peningkatan kadar LDL (berujung pada peningkatan risiko serangan jantung atau stroke).
“Lemak tak jenuh, seperti yang ditemukan pada kacangan-kacangan mampu membantu menekan risiko terkena serangan jantung dan stroke,” tutur dr. Samuel Oetoro dari Nutri fit Clinic. Keterangan dr. Oetoro menegaskan hasil sebuah studi yang dipublikasikan Journal of Nutrition pada April 2002. Menurut studi tersebut, orang yang mengganti separuh pasokan lemak dari menu makan hariannya dengan kacang almond selama enam pekan, kadar LDL-nya turun hingga 6% dan tingkat HDL-nya naik 6%. Di samping itu, kadar triglyceride (lemak darah) mereka turun hingga 14%. Studi itu dan beberapa penelitian lainnya mengindikasikan kombinasi lemak tak jenuh dan flavonoid pada kacang-kacangan menurunkan risiko serangan jantung.
Satu lagi yang mencengangkan dari kacang-kacangan, sebagian besar dari jenis bahan makanan itu mengandung asam lemak Omega 3 (biasanya ditemukan pada minyak ikan). Asam lemak ini telah terbukti mampu menurunkan risiko serangan jantung dan memiliki manfaat kesehatan lainnya.
Sebagai asupan, kacang-kacangan memang jenis makanan yang manfaatnya tidak bisa diabaikan, selain mudah diolah dan memiliki citarasa yang menggoda lidah.

Meskipun kandungan nutrisi setiap jenis kacang-kacangan berbeda, secara umum bahan makanan ini terdiri dari komponen : lemak jenuh (minoritas), lemak tak jenuh (mayoritas), phytochemical (flavonoid, asam ellagic, phytoestrogen), susunan phenolic, serat, protein (yang menjadikannya alternatif terbaik untuk asupan pengganti daging), vitamin E, vitamin B6, niacin, dan asam folic, magnesium, seng, tembaga, zat besi, kalsium, selenium, potasium, serta asam amino arginine.

Kandungan protein, serat dan lemak tak jenuh dalam kacang-kacangan menjadikannya sebagai makanan yang cukup ‘lengkap’. Kombinasi itu membuat pengonsumsinya merasa kenyang dan selalu bertenaga. Tak heran badan pangan dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) berani memberi rekomendasi kepada warga negara Paman Sam untuk mengonsumsi segenggam kacang-kacangan setiap hari. Alasannya jelas. Pertama, untuk mendapatkan pasokan nutrisi yang memadai bagi tubuh. Kedua, membentengi tubuh dari berbagai penyakit melalui penyerapan beragam nutrisi yang terdapat pada kacang-kacangan.
Soal mengolahnya menjadi hidangan, Anda juga tak perlu bingung. Hampir semua kacang-kacangan bisa dimakan dalam keadaan mentah sehingga menjadi snack yang praktis. Cara lain, Anda bisa menyangrainya, mencampurnya dengan buah-buahan kering untuk membuat trail mix, mengolahnya menjadi bumbu sate atau gado-gado yang lezat, atau menjadikannya selai. Hampir semua bentuk olahan itu bisa dilakukan dalam waktu singkat.

Jadi, kapan pun waktu makan Anda, jangan lupa menyisipkan kacang-kacangan dalam daftar menu yang akan dihidangkan. Dan kami yakin, Anda tak akan menolak hidangan yang menjanjikan tenaga super, membangun otot, dan mengurangi risiko serangan jantung. Selamat makan!

0 komentar: