Ingin Langsing? Jangan Lupakan Serat

Selasa, 21 Desember 2010
Sebenarnya serat merupakan nutrisi non gizi yang tidak dapat dicerna dan diserap oleh tubuh. Keberadaannya dalam makanan biasanya dapat diditeksi lewat rasa kenyang yang ditimbulkannya. Umumnya semakin banyak serat yang dikonsumsi maka semakin lama rasa kenyang itu bertahan dalam perut. Karena itulah banyak yang menggunakannya untuk diet dengan tujuan langsing. Lucunya, dulu serat dianggap makanan yang tidak berguna. Tapi anggapan itu pun kian lama kian menghilang seiring ditemukannya berbagai manfaat serat. Bagi kesehatan.


Menyehatkan usus hingga jantung
Tidak semua serat sama dan ternyata serat dapat dibedakan menjadi yang larut dan tak larut. Keduanya sama-sama memiliki khasiat, terbukti dari berbagai penelitian yang menelaah nilai positif dari serat.

Cegah Penyakit Jantung dan tekanan darah tinggi
Baik Penyakit jantung koroner maupun tekanan darah tinggi (hipertensi) identik dengan lemak dan kolesterol ’jahat’ (HDL). Untuk mencegahnya, Anda harus mengurangi keberadaan keduanya dalam tubuh. Serat larut maupun tak larut sama-sama berfungsi mencegah penyempitan pembuluh darah penyebab penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.



Mengontrol kadar gula dalam darahJika Anda mengidap diabetes atau memiliki risiko tinggi diabetes tipe 2 perbanyaklah makan sayuran, buah-buahan dan makanan lain yang mengandung serat larut. Makanan kaya akan serat lebih lambat dicerna dan diserap usus sehingga mencegah meningkatnya kadar gula dalam darah secara drastis dan kebutuhan insulin dalam jumlah besar sekaligus.


Mengontrol nafsu makan dan membantu menurunkan berat badan 
Karena memberikan rasa kenyang lebih lama, maka banyak ahli gizi menyarankan konsumsi serat untuk membantu mengurangi rasa lapar bagi mereka yang ingin menurunkan berat badan. Makanan yang mengandung serat tak larut biasanya dikunyah lebih lama, sehingga membuat otak sempat mengirimkan sinyal kenyang ke perut, sehingga Anda tak makan berlebihan. Selain itu serat larut akan mengikat lemak yang berasal dari makanan untuk kemudian dibuang melalui fases (kotoran).


Cegah kanker 
Kemampuan serat mempercepat laju makanan dalam pencemaan, dipercaya dapat mencegah kanker usus besar. Prinsipnya semakin cepat makanan yang kemungkinan mengandung zat-zat karsinogen melewati saluran pencernaan, maka semakin sedikit kontak zat-zat karsinogen tersebut dengan usus.


Sehatkan Saluran Pencernaan 
Diverticulosis, konstipasi (sembelit), hemorroid (wasir) dan gejala-gejala yang menyertainya merupakan gangguan pencernaan yang dapat dihindari dengan konsumsi serat yang cukup. Serat tak larut telah terbukti dapat memperlancar jalannya makanan dan sisa-sisa makanan keluar dari tubuh. Jika makanan yang Anda konsumsi cukup mengandung serat tak larut maka fases yang dihasilkan bentuknya akan bagus dan akamkeluar dengan mudah dan teratur.


Perlu berapa banyak?
Buah, sayuran, dan biji-bijian merupakan sumber serat yang prima, demikian pendapat para ahli gizi di manapun. Memang benar sekarang banyak suplemen serat yang mudah diperoleh di pasaran dalam berbagai bentuk dan harga yang beraneka ragam. Anda boleh-boleh saja mengkonsumsinya, tapi Jangan menjadikannya sumber utama kebutuhan serat Anda.

Lalu berapa banyak tubuh membutuhkan serat? Meski banyak ahli merekomendasikan konsumsi serat 25-35 gram per hari namun sebenarnya tidak semua orang memiliki kebutuhan yang sama. Dengan tingkat konsumsi orang Asia dewasa yang hanya 2000 kalori perhari maka kebutuhan seratnya hanya sekitar 25 gram. Sedangkan kebutuhan serat orang Eropa atau Amerika yang pola makannya bisa lebih dari 2500 kalori adalah 35 gram. Bila pola makan Anda hari itu sudah cukup baik, Anda tak perlu lagi mengkonsumsi suplemen. Bagaimanapun, sesuatu yang berlebihan justru akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan.

Kondisi menumpuknya serat dalam kolon dapat menyebabkan fermentasi serat yang memicu timbulnya gas seperti metan, hidrogen, dan karbondioksida. Perut terasa kembung bahkan diare merupakan dampak yang akan segera Anda rasakan. Selain itu volume serat yang berlebihan juga dapat mengganggu penyerapan mineral dan vitamin yang diperlukan tubuh. Mineral seperti zat besi, seng, kalsium dan asam lemak (omega 3), serta vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, K) serta B12 dapat ikut terbuang akibat adanya pektin.


Memanfaatkan suplemen
Nama Plantago ovata atau Phylium, tumbuhan asal India dan Iran, kini sering muncul dalam deretan makanan ke-sehatan. Secara tradisional biji dan sekam biji tumbuhan telah digunakan di India dan Cina untuk mengobati diare, wasir, masalah pencernaan dan tekanan darah tinggi. Apa yang membuatnya begitu berkhasiat, tak lain adalah serat larut. Di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia kini tumbuhan ini telah tersedia dalam bentuk bubuk. Penggunaannya cukup praktis, cukup dilarutkan dalam air dan segera diminum. Di pasaran dia dapat dikategorikan sebagai food supplement. Meski bermanfaat, penggunaannya tetap hams proporsional.

Jika Anda sedang menjalani pengobatan dan mengkonsumsi obat-obatan Sebaiknya konsultasilah dahulu boleh tidaknya mengkonsumsi suplemen. Dalam beberapa penelitian serat terbukti dapat mempengaruhi efektifitas kerja obat-obatan tertentu seperti digoxin ( obat untuk menormalkan fungsi jantung, glyburide dan metformin (obat antidiabetes) atau penicilin. Sebaiknya Anda mengkonsumsi serat dan obat secara tidak bersamaan tetapi berselang satu hingga dua jam. Dan karena sifat serat yang mengikat air maka Anda perlu memperbanyak minum air putih saat mengkonsumsi suplemen serat. Ini sangat penting untuk mencegah dehidrasi..


SERAT LARUT
Pektin
 Buah-buahan (apel, strawbery, jeruk-jerukan)
Beta-glucans Gandum, barley (sejenis biji-bijian)
Gums Polong-polongan, padi, barley, gandum, biji-bijian, rumput laut, sekam psylium (banyak digunakan sebagai suplemen).



SERAT TAK LARUT
Selulosa
 Sayuran bentuk daun seperti kubis, umbi-umbian (wortel, bit), bekatul, whole wheat
Hemiselulosa Kulit ari yang menutupi beras atau gandum
Lignin Batang, klit, dan sayur-sayuran

0 komentar: