Beras Rendah Karbohidrat?

Minggu, 19 Desember 2010
www.galerikuliner.blogspot.com
RASANYA tak lengkap jika makan belum pakai nasi. Itulah anggapan kebanyakan orang Indonesia. Nasi sebagai makanan pokok, memang bisa memenuhi kebutuhan karbohidrat tubuh. Namun, karena kandungan gula serta kalori yang dihasilkan cukup tinggi, bagaimana dengan penderita diabetes melitus dan obesitas ?

“Penderita diabetes dan obesitas tetap boleh mengonsumsi nasi,” ujar Prof Dr S. Kannaiyan dari Food Association Organization. Hanya saja, konsumsi ini harus dibatasi sesuai kebutuhan. Ia menjelaskan, pembatasan ini dilakukan karena nasi memiliki kadar gula serta kalori yang cukup tinggi. Misalnya, 125 gram nasi biasa mengandung 300 kalori. Tentu saja, jumlah ini sangat tinggi, mengingat nasi dikonsumsi sebagai makanan pokok.

Untuk diabetes, konsumsi nasi berlebih akan meningkatkan kadar gula darah. Sedangkan, bagi penderita obesitas, akan menghambat penurunan berat badan. Bagi mereka yang bisa mengontrol jumlah nasi yang dikonsumsi, hal tersebut tak menjadi masalah. Namun, ada orang-orang tertentu yang hanya bisa merasa kenyang setelah makan nasi.
Bagi orang-orang semacam ini, sebaiknya memilih nasi dengan kadar karbohidrat rendah. “Melalui banyak penelitian, sudah banyak dikembangkan beras dengan kadar karbohidrat rendah,” jelas Kannaiyan. Kadar karbohidrat ini ditandai dengan glycemic indeks (kadar glukosa) yang rendah.

Bahkan, sudah ada beras yang kadar karbohidratnya serupa buah apel. “Kini sudah ada nasi yang glycemic indeksnya rendah. Hanya 36, persis buah apel,” tegasnya. Jadi, dengan konsumsi satu porsi nasi biasa, sama dengan konsumsi buah apel satu biji. Ini berarti kandungan kalori beras tersebut hanya seperempat dari beras biasa. Namun, bukan berarti nasi ini bisa dikonsumsi semaunya. Takarannya tetap harus dikonsultasikan dengan dokter. (wie/berbagai sumber)

0 komentar: