Harga Buah Impor Melonjak, Produk Lokal Harus Didorong

Selasa, 05 Maret 2013
Pedagang buah menunggu pembeli di Pasar Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah, (28/1/2013). Dalam satu bulan ini buah lokal mendominasi pasar setelah pasokan buah impor mulai terbatas dengan harga dua kali lipat lebih tinggi di pasar.

 JAKARTA, KOMPAS.com  - Pemerintah perlu mendorong petani buah lokal. Hal ini dilakukan untuk menggantikan buah impor yang makin dibatasi. 

Murthando, pedagang buah impor di kawasan Kebon Kacang, Jakarta, yang ditemui Sabtu (16/2/2013), mengatakan, pemerintah perlu memberdayakan petani buah lokal sehingga mencapai swasembada. 

”Petani perlu memperbaiki kualitas buah, jumlah pasokan, dan standar harga yang jelas,” ujar pria yang sudah berjualan buah selama 25 tahun itu. 

Hal itu diungkapkan menyusul harga buah impor di beberapa pasar dan gudang buah di Jakarta mengalami peningkatan dua kali lipat. 

Susanto, pedagang buah lokal yang sudah 13 tahun berjualan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengungkapkan, pada tahun lalu dia berhenti menjual buah impor karena harganya naik hingga 100 persen. 

”Saya tidak sanggup lagi menjual buah impor karena tak punya modal. Bayangkan saja anggur impor dari Amerika Serikat yang dulu saya beli 8 kilogram di gudang buah di Ancol seharga Rp 250.000 sekarang sudah naik hingga Rp 550.000,” tutur pria asal Jepara itu. 

Hal yang sama disampaikan oleh Fadlin Mudin, penjual buah impor di Blok S Pasar Senen, Jakarta Pusat. Menurut dia, harga buah lokal seperti salak, melon, alpukat, sirsak, dan jambu masih stabil dengan kenaikan hanya mencapai Rp 1.000. Namun, berbeda jauh dengan harga buah impor yang naik 50-100 persen. 

”Anggur washington menjadi salah satu buah impor yang harganya melonjak dua kali lipat, dari Rp 40.000 per kilogram menjadi Rp 80.000 per kilogram,” tutur Fadlin. 

”Akibat lonjakan biaya yang ditetapkan oleh para importir buah, saya pun terpaksa harus menaikkan harga jual yang tentu akan dikesalkan oleh para pelanggan saya,” ungkap Murthando. 

Ayung, pemilik gudang buah di wilayah Sunter, Jakarta Utara, yang mengimpor buah dari sembilan negara di kawasan Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika, menuturkan, dia terpaksa menaikkan harga karena harga bea masuk buah impor juga tinggi. 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi ketika dihubungi menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum menerima rekomendasi impor produk hortikultura dari Kementerian Pertanian.

0 komentar: