Buah impor geser produk buah lokal

Minggu, 24 Juni 2012
JAKARTA, MONDE: Permintaan buah impor di ritel moderen, seperti supermarket, kian naik. Konsumen perkotaan lebih cenderung mengkonsumsi buah impor dibanding buah lokal.
Berdasarkan pantauan, di sebuah supermarket di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, seorang penjaga supermarket yang tidak mau disebutkan namanya menuturkan, konsumen lebih banyak membeli buah impor karena rasanya berbeda dengan buah lokal.

"Banyak yang beli Apel Washington, rasanya gabas (renyah) dia kayak makan kapas, kalau Apel Malang kan nggak," ungkapnya, kemarin.

Tak hanya soal rasa, harga pun menentukan daya beli masyarakat terhadap buah impor. Harga untuk 1 kg Apel Washington Rp22.950, yang berarti lebih murah dibanding harga untuk 1 kg Apel Malang yang berbanderol Rp24.450 per kg.

Selain Apel Washington, buah impor yang banyak diminati adalah buah Pear Conference, yang menurut narasumber itu adalah buah yang diimpor langsung dari Australia.
"Ini buah baru (Pear Conference), banyak yang beli daripada Pear Pakam, karena lebih enak, lebih lembut," jelasnya.

Walaupun Pear Pakam memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih murah dibanding Pear Conference, namun justru menurutnya Pear Conference banyak diminati. Harga untuk Pear Conference sendiri adalah Rp23.450/kg, sedangkan Pear Pakam dihargai Rp21.450/kg.(dt)

Sementara itu, salak dan mangga buah-buahan Indonesia yang berhasil menembus pasar ekspor. Menurut Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia, Hasan Johnny Widjaja, pasar ekspor buah Indonesia saat ini masih sebatas Singapura, Hongkong dan China. Sementara ke Australia masih dalam penjajakan karena Negeri Kangguru itu menerapkan kebijakan pengetatan masuknya buah impor. Itu pun, karena buah-buahan tropis seperti salak hanya ada di Indonesia.(dtc)

0 komentar: