Trend peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan turut berimbas pada sektor pertanian. Hal tersebut dapat dilihat dengan dikembangkannya tehologi pertanian organik. Keunggulan teknologi ini adalah meminimalkan atau bahkan menghilangkan sama sekali residu-residu pestisida dan zat kimia berbahaya lainnya.
Komoditi pertanian Sragen yang telah mengaplikasikan tehnologi pertanian organik adalah beras organik yang dihasilkan oleh Padi mulia dan Pelopor. Produksi beras organik mereka telah bebas dari pestisida dan residu zat kimia lainnya (Uji lab sucofindo).
Total luas lahan pertanian padi organic di kab Sragen adalah 3.256,77 HA dengan total kapasitas produksi 19.439,78 ton (data tahun 2006). Jenis padi organik yang dikembangkan di Kab. Sragen antara lain varietas IR-64, Mentik wangi dan C-64 dengan kualitas yang bias disejajarkan dengan produk sejenis dari luar negri sekalipun.Harga beras organik bervariasi tergantung kualitas dan varietas.
Sistem pertanian organik tidak lepas dari penggunaan pupuk organik dan pestisida organik. Untuk mendukung system pertanian organik, Kab. Sragen turut memacu produktifitas pupuk dan pestisida organik. Saat ini di Sragen terdapat 194 produsen pupuk organic dengan total kapasitas produksi 2.226,7 ton serta 20 produsen pestisida organik.
Berikut beberapa perusahaan pengelola Beras Organik di Kabupaten Sragen :
PERUSAHAAN DAGANG PELOPOR ALAM LESTARI (PD PAL)
PD PAL merupakan salah satu pilot project Kabupaten Sragen. PD PAL yang berdiri pada 2001 bergerak terutama di bidang produksi beras, meliputi jenis beras organik dan non organik. Lebih dari itu, PD PAL juga didirikan dengan tujuan untuk menyangga harga dasar gabah di Kabupaten Sragen terutama saat panen raya, meningkatkan kesejahteraan para petani, memberikan nilai tambah bagi petani, menjadi sentra penjualan beras organik – dimana merupakan produk unggulan Kabupaten Sragen. Program pengadaan padi organik oleh PD. PAL dilaksanakan pada tahun 2001 dengan budidaya pertanian padi organik varietas Menthik Wangi dan IR 64. Pola kemitraan dijalin oleh PD. PAL dengan para kelompok tani yang memiliki kecakapan tinggi dalam budidaya padi organik. Lokasi untuk budi daya padi organik menggunakan lahan-lahan yang bebas dari pencemaran air limbah, diolah dengan menggunakan pupuk organik dari kompos sampah dan kotoran ternak. Pengendali hama tanaman menggunakan pestisida organik yang dibuat dari ekstrak daun-daunan obat dan akar tanaman yang memiliki khasiat pengendali hama tanaman padi.
Budidaya padi organik memiliki banyak keunggulan. Secara ekonomi, biaya produksi padi organik lebih rendah sedangkan nilai jual lebih tinggi. Budidaya padi organik juga bermanfaat bagi kesehatan dan program pelestarian alam. Seluruh aktivitas budidaya padi organik diawasi dan dibina oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sragen.
PD PAL menerapkan Ware House System untuk menampung hasil panen petani tanpa terpengaruh musim penghujan. Sistem ini merupakan proses terpadu yang dirancang untuk pengeringan gabah dengan kualitas baik, sebagai tempat pemrosesan padi menjadi beras, dan penyimpanan gabah. Sistem ini berjalan menyesuaikan kondisi pasar. Jika harga di pasaran sudah membaik atau persediaan beras di pasaran tinggal sedikit maka gabah/ beras baru dikeluarkan. Sistem ini sangat mendukung dalam program stabilitas harga petani pada saat musim panen raya.
Areal Pertanian PD PAL yang dikhususkan untuk Padi Organik mencapai 1.450 hektar, tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Sragen. Adapun kapasitas produksi PD PAL sbb:
1. Dari 1.450 hektar lahan pertanian padi organik dapat dihasilkan :
7.975 ton padi organik / tahun atau 3.987 ton beras organik / tahun
2. Produksi beras organik (sudah dalam kemasan siap kirim) = 8 ton/ minggu
3. Sedangkan untuk penggilingan beras organik, kapasitas penggilingan mencapai 10-20 ton / hari
4. Produksi beras non organik (sudah dalam kemasan siap kirim) = 46 ton/ minggu
5. Sedangkan untuk penggilingan beras non organik kapasitas penggilingan mencapai 32 ton/hari
6. Gabah kering giling rata-rata = 30 ton/ hari
Mesin dan Fasilitas yang dimiliki PD PAL:
-
Dua (3) buah mesin Pengering gabah/ dryer, kapasitas tiap mesin 10 ton/ 8 jam. Saat ini, dari 100 kg Gabah Kering Panen yang dikeringkan rata-rata dapat dihasilkan 78 kg Gabah Kering Giling (GKG) atau hanya mengalami 22 persen penyusutan.
-
Tiga (3) buah mesin Rice Mill Unit (RMU)/ pemecah kulit. Kapasitas tiap mesin = 3 ton/ jam
-
Tiga (3) buah mesin Cabie (poles). Kapasitas tiap mesin = 3 ton/ jam
-
1 unit mesin RMU integrated, kapasitas 50 ton/hari
-
Dua (2) buah Mesin pengemas
-
Lantai jemur seluas 2.300 m2
-
Dua (2) buah Bangunan Gudang, kapasitas tiap gudang 500 ton.
-
Armada pengangkut yaitu truk dan pick up masing-masing 1 unit.
Pemasaran Beras Organik PD PAL :
Khusus untuk beras organik, PD PAL telah mengadakan kerjasama dengan beberapa pedagang di kota-kota besar di luar Sragen. Beras organic produksi PD PAL dengan merk PELOPOR telah memiliki konsumen/ pasar tetap di Semarang, Solo, Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Setiap bulannya, PD PAL harus memenuhi pesanan beras organik dari para pedagang di kota-kota tersebut sebesar 50 ton. Sedangkan permintaan beras organik dalam bentuk kemasan mencapai 8 ton/minggu Investasi yang ditawarkan adalah di bidang pengadaan mesin RMU, Cabie, dan mesin pengemas, dengan penawaran sistem bagi hasil dari harga jual beras organik.
Keunggulan yang ditawarkan PD PAL:
-
Kontrol kualitas terhadap beras dilakukan dengan teliti, ada tenaga kerja khusus yang dilatih untuk menyortir butiran beras. Untuk beras organik, butiran beras disortir/diamati satu demi satu
-
Jaringan pemasaran yang sudah mantap di Indonesia
-
Armada transportasi ekpedisi/ pengangkut yang memadai
-
Jaringan kerjasama dengan berbagai kelompok tani yang sudah berpengalaman menangani beras organik
-
Proyeksi ke depan, PD PAL tidak hanya menangani bidang pengadaan padi namun juga produk pertanian lainnya yakni jagung dan kacang. Pada saat ini PD PAL telah menampung produk jagung dan telah memiliki pasaran jagung di Semarang.
PADI MULYA
Perusahaan Beras (PB) Padi Mulya, merupakan perusahaan swasta Sragen yang bergerak di bidang produksi beras. Padi Mulya memiliki lahan khusus untuk pertanian beras organik seluas 250 hektar, namun baru 120 hektar yang dimanfaatkan. Padi Mulya juga menjalin kerjasama dengan 13 kelompok tani beranggotakan 500 petani yang memiliki keahlian di bidang pertanian beras organik. Oleh Padi Mulya, para petani ini dipersilakan menggarap lahan yang telah disediakan dengan padi organic. Sebagai imbal baliknya, petani harus menjual hasil panennya hanya kepada Padi Mulya. Dengan skema kerjasama ini, kapasitas produksi lahan milik Padi Mulya dalam satu kali musim panen mencapai 6 ton gabah per hektar. Gabah dari petani dibeli oleh Padi Mulya sebesar Rp 1.500,00 per kg. Setelah diproses lebih lanjut akan menghasilkan 2400 kg beras organik per hektar. Biaya produksi dari gabah menjadi beras berkisar Rp 800,00. Itu di luar ongkos angkut dan pengemasan. Sedangkan harga jual ke konsumen dipatok Rp7000,00 per kg untuk jenis menthik wangi dan Rp 6000,00 per kg untuk jenis beras C 4. Dalam satu hari, pesanan beras organik yang mampir ke Padi Mulya tidak pernah kurang dari 3 ton.
Untuk menjaga kualitas beras organic produksinya, Padi Mulya melakukan pengawasan ketat mulai dari proses pengolahan lahan, penanaman benih, pemupukan sampai dengan pemanenan padi. Semua proses tersebut turut melibatkan tenaga ahli organic Padi Mulya.
Menurut Suyamto, direktur PB Padi Mulya, kendala yang dihadapi para produsen beras organik adalah belum populernya beras organik di kalangan masyarakat dan anggapan keliru yang menyebut beras organik hanya untuk kalangan kaya. Suyamto menegaskan bahwa harga beras organik memang sedikit lebih mahal daripada harga beras biasa, namun sebenarnya memiliki manfaat tinggi bagi kesehatan. Sebab, beras organik tidak menggunakan pestisida kimia dan pupuk kimia yang berbahaya bagi kesehatan. ‘’Itu artinya, harga beras organik sebanding dengan manfaat yang diperoleh bagi kesehatan para konsumennya,’’ tegas Suyamto.
Peluang bisnis di bidang beras organic, menurut Suyamto, masih terbuka lebar. Apalagi pemain beras organic di Indonesia masih segelintir jumlahnya. ‘’Tidak lebih dari 20 pengusaha,’’ ujarnya. Oleh sebab itu, Suyamto optimis usaha beras organic di Indonesia memiliki prospek keuntungan yang bagus, sementara tren konsumsi beras organic di Indonesia belakangan ini terus meningkat.
Sebagai ilustrasi awal, Suyamto menyebut jumlah warga menengah ke atas di negeri ini berkisar 10 persen dari 220 juta penduduk Indonesia secara keseluruhan. Ini berarti terdapat 2,2 juta konsumen potensial beras organik. Padahal, produsen beras organik yang ada di Indonesia kini baru melayani tak lebih dari 15 persen dari jumlah konsumen potensial tersebut. Padi Mulya sekarang pun baru melayani 5000 pelanggan tetap yang sebagian besar adalah pedagang beras. Seandainya calon pengusaha yang ingin terjun dalam bisnis beras organik mentargetkan untuk meraih 25 ribu pelanggan saja, maka sudah dapat dibayangkan omzet yang bakal diperoleh. ‘’Jangan lupa, jenjang harga eceran di tingkat konsumen langsung masih agak longgar untuk ditetapkan ulang,’’ kata Suyamto.
Menilik potensi keuntungan yang menggiurkan tersebut, Suyamto pun memiliki obsesi untuk mengembangkan produksi dan memperluas jangkauan pemasaran beras organiknya. Pria paruh baya ini juga membuka peluang kerjasama bagi calon investor yang tertarik berbisnis beras organik. Saat ini, Padi Mulya membutuhkan dana segar senilai Rp 100 milyar. Duit sebanyak itu akan dipergunakan untuk perluasan penggunaan lahan pertanian beras organic, biaya pengolahan dan perawatan padi, pembelian beras dari petani, dan sarana promosi atau iklan. ‘’Promosi untuk memasyarakatkan beras organic lewat berbagai media massa itu sangat penting untuk mempengaruhi ketertarikan pasar potensial,’’ kata Suyamto. Lewat strategi promosi yang gencar dan efektif ini pula, Suyamto yakin, pasar beras organic di Indonesia pasti kian cepat membesar
sumber : www.marketing.sragenkab.go.id/berasorganik.html
0 komentar:
Posting Komentar